Kawasaki KLX150 sejatinya motor elit. Buktinya PT Kawasaki Indonesia (KMI) anjurkan motor gaya 'Ali Topan' itu memakai bensin oktan 91 atau setara Pertamax. "Di KLX150 mengikuti spek motor 4-tak kompresi tinggi. Rasio kompresi 9,5 : 1 sesuai tipikalnya yang jago torsi, galak di rpm bawah. Jadi butuh bensin oktan tinggi," ujar Reiner M. Sitorus, Head Market Spare-Parts & Service Department, PT KMI.
Sayangnya, banyak joki KLX150 acuh anjuran pabrik yang tertulis jelas di atas tangki. Atau karena alasan lain, banyak yang pakai bensin dengan RON di bawah 91, seperti Premium. "Akibatnya, terjadi detonasi, ngelitik karena pembakaran tidak pada waktunya. Efeknya ruang bakar cepat kotor," jelas Reiner lagi.
Hal ini pun terjadi di Satria F-150 yang mewajibkan pakai bahan bakar setara Pertamax. Jika tidak, bukan mustahil gak cuma ruang bakar kotor. Keselamatan mesin pun terancam.
Toh menurut Ibnu Sambodo, jika terpaksa pakai Premium, gejala ngelitik bisa diakali. Caranya, ubah waktu pengapian secara manual. Triknya kudu dikerjakan mekanik andal. "Mundurin waktu pengapian dengan mengubah posisi pick-up koil atau pulser. Geser pulser ke kiri secara presisi," ujar pawang tim balap Kawasaki Elf IRC NHK Rextor M-Tech itu.
Selain mundurin waktu pengapian manual, cara lain yang mujarab mengganti perangkat pengapian CDI atau igniter dengan yang programmable. Yaitu yang bisa diatur waktu pengapiannya.
"Kebetulan PT KMI sudah siapkan CDI aftermarket berlabel Nojikawa. CDI ini bisa disetel waktu pengapiannya, maju atau mundur. Cukup putar ke kiri atau ke kanan knop waktu pengapiannya. Kalau pakai Premium, tinggal mundurin setengah atau 1 derajat," pesan Reiner.
So, tingal pilih. Isi Pertamax, ubah waktu pengapian atau pakai CDI yang programmable.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berikan Komentar Anda, karena Komentar Anda dapat memberikan inspirasi bagi kami.