Minggu, 27 September 2009

Knalpot Kawasaki 250 R

Pasang Knalpot Racing



Beberapa pemilik Kawasaki Ninja 250R yang ganti knalpot racing mengeluhkan kesulitan saat seting. Kalau nggak nembak-nembak, tenaga nggak ngaruh banyak. Meski sudah seting jeting, tetap saja gejala nembak susah diatasi. Tenaga juga tetap masih kurang nendang.



Menurut Bambang Warsito, ada yang perlu dilakukan saat ganti knalpot racing, selain jeting. "Kalau dari pengalaman banyak pengguna Ninja, termasuk yang di arena balap, lubang snorkle musti ditutup. Itu mempermudah seting atau jeting," terang mekanik bengkel Anjany Racing, Jakarta Barat.



Dimaksud snorkle katup dari air clean system yang terhubung dari filter udara dan ke head silinder atau lubang buang. "Itu kan untuk pasokan udara bersih. Memperbanyak O2 yang disemprotkan di lubang buang, sehingga bisa menekan CO. Tujuannya untuk mengurangi emisi atau polutan," tambahnya.



Nah, saat knalpot diganti racing kan lebih free flow. Efek tendangan balik berkurang. Akibatnya bahan bakar ada yang terbuang. Dibarengi masih pasang snorkle masih terdapat udara murni yang menuju lubang buang. Udara itu akan terbakar di knalpot bersama bahan bakar yang terbuang. Maka dampaknya jelas jadi nembak. Dor...dor..!



"Makanya, melepas snorkle memang jadi cara yang lebih efektif. Tinggal atur komposisi gas bakar dari jeting," tambah Stanley Hudiono, manager Best Lap Racing Team, yang juga copot snorkle di semua motor balapnya.



Namun ketika snorkle dilepas, otomatis lubang saluran menuju ke head harus ditutup. Jangan dibiarkan menganga. Demikian juga untuk filter dan ke karburator. "Bisa menggunakan baut 12, yang biasa untuk silinder motor 2-tak seperti RX-King. Tinggal diiket deh pake kawat," terangnya lagi.



Sementara, untuk saluran karbu bisa ditutup pake skrup yang biasa dipakai untuk cover bodi. "Sedang untuk filter, bisa langsung ditutup langsung pake lem. Takut masuk air," tambah Stanley.



Memang sih, efek dari pelepasan snorkle membuat CO jadi tinggi. "Ya memang risiko untuk dapat tenaga yang lebih gede," kilah Bambang.

Rabu, 16 September 2009

Perbesar Suplai Bensin

Karbu dan Kem Racing
2009-06-05 19:02:01
2284dongkrak-satria-dvd-1.jpgBagi yang masih penasaran pengin tenaga Suzuki Satria F-150 lebih tinggi lagi, bisa terapkan doping tambahan. Caranya memperbesar pemasukan campuran bensin-udara yang masuk silinder. Bisa pasang karbu gede, kem durasi lama dan lift tinggi.

Karburator standar menggunakan sistem vakum. Suplai bensin kurang responsif lantaran menunggu kevakuman dari mesin. Ukuran venturi juga hanya 26 mm. Pilot-jet 12,5 dan main-jet 110.

Jika mau pakai karbu yang lebih gede, bisa menggunakan Keihin PE 28. Tujuannya bukan saja mendongkrak power. Tarikan mesin lebih responsif Racinglantaran menganut model skep yang langsung ditarik kabel gas. Tidak seperti standar F-150 model vakum, yang jauh lebih lambat.2285dongkrak-satria-dvd-2.jpg

Namun penggunaan karbu PE 28 ini harus seting spuyer. “Jika masih pakai spuyer bawaan PE 28 akan ngok di putaran atas lantaran kegedean,” jelas Suar yang sudah pasti mekanik BRT itu.

Untuk itu spuyer harus diseting ulang sesuai kemauan mesin. Menurut Hasan dari Hasan Motor, pilot-jet pasang ukuran 42 yang memang bawaan PE 28.

Sementara main-jet harus diganti. Bawaan PE 28 kegedean, yaitu 152. Kata Hasan, pasnya pakai yang 120. “Bentuknya seperti main-jet punya Honda Tiger,” jelas Hasan dari Kelapa Dua, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Hasan juga kasih penjelasan. Katanya jika susah mencari main-jet Tiger yang asli, bisa ambil merek Extreme. Katanya lebih akurat dari merek lain.

Jangan lupa setelan udaranya harus diatur ulang. Sudah menggunakan knalpot racing, setelan 2 putar balik setelah diseting mentok.

Namun jika sudah menggunakan kem racing biasanya spuyer harus diseting ulang. Kalau pakai kem Kawahara, anehnya spuyer minta diturunkan. Misalkan asalnya pilot-jet 42 dan main-jet 120 harus diganti pakai yang lebih kecil. Sekitar 1 step.

Mau lebih sip lagi, perbesar kompresi. “Caranya gampang. Paking kepala silinder asli ada 3 lapis, tinggal dikurangi. kompresi dipastikan sudah lumayan naik,” jelas Suar.

Bensin KLX 150 dan Satria F150

Boleh Premium, Asal...
2009-09-11 22:36:59
2961hal12_bensinklx_boyo1.jpgKawasaki KLX150 sejatinya motor elit. Buktinya PT Kawasaki Indonesia (KMI) anjurkan motor gaya 'Ali Topan' itu memakai bensin oktan 91 atau setara Pertamax. "Di KLX150 mengikuti spek motor 4-tak kompresi tinggi. Rasio kompresi 9,5 : 1 sesuai tipikalnya yang jago torsi, galak di rpm bawah. Jadi butuh bensin oktan tinggi," ujar Reiner M. Sitorus, Head Market Spare-Parts & Service Department, PT KMI.

Sayangnya, banyak joki KLX150 acuh anjuran pabrik yang tertulis jelas di atas tangki. Atau karena alasan lain, banyak yang pakai bensin dengan RON di bawah 91, seperti Premium. "Akibatnya, terjadi detonasi, ngelitik karena pembakaran tidak pada waktunya. Efeknya ruang bakar cepat kotor," jelas Reiner lagi.2962hal12_bensinklx_boyo2.jpg

Hal ini pun terjadi di Satria F-150 yang mewajibkan pakai bahan bakar setara Pertamax. Jika tidak, bukan mustahil gak cuma ruang bakar kotor. Keselamatan mesin pun terancam.

Toh menurut Ibnu Sambodo, jika terpaksa pakai Premium, gejala ngelitik bisa diakali. Caranya, ubah waktu pengapian secara manual. Triknya kudu dikerjakan mekanik andal. "Mundurin waktu pengapian dengan mengubah posisi pick-up koil atau pulser. Geser pulser ke kiri secara presisi," ujar pawang tim balap Kawasaki Elf IRC NHK Rextor M-Tech itu.

Selain mundurin waktu pengapian manual, cara lain yang mujarab mengganti perangkat pengapian CDI atau igniter dengan yang programmable. Yaitu yang bisa diatur waktu pengapiannya.

"Kebetulan PT KMI sudah siapkan CDI aftermarket berlabel Nojikawa. CDI ini bisa disetel waktu pengapiannya, maju atau mundur. Cukup putar ke kiri atau ke kanan knop waktu pengapiannya. Kalau pakai Premium, tinggal mundurin setengah atau 1 derajat," pesan Reiner.

So, tingal pilih. Isi Pertamax, ubah waktu pengapian atau pakai CDI yang programmable.

Kamis, 27 Agustus 2009

Disc Belakang

DISC BELAKANG
2009-01-07 15:45:43
81302-var-disc-blkg-yudi.jpg









Ukuran : 220 mm
Merek : Koso
Harga : Rp 250 ribu
Alamat : Boulevard Hijau Blok B1, No.40
Ruko Sentra Niaga 3
Harapan Indah, Bekasi
Telepon : (021) 92683609

Monoshock Scorpio dan Vixion

MONOSOK V-IXION - SCORPIO
2009-01-15 16:39:25
90905-var-monosok-yss.jpg









Merek : YSS
Harga : Rp 600 ribu
Alamat : MMS
Jl. HOS Cokroaminoto, No. 5
Larangan Utara, Ciledug
Telepon : (021) 73457473

CDI CBR TDR

CDI HONDA CBR 150
2009-02-20 20:29:24
141204-var-cdi-tdr-niko.jpg







Merek : TDR
Harga : Rp 750 ribu
Alamat : Mitra2000 Center
Komplek Lodan Center Blok G, No. 2
Jl Lodan Raya, Jakarta Utara
Telepon : (021) 6930777

DC Booster

DC BOOSTER
2009-02-20 20:30:36
1413var-booster-nurfil-4.jpgKeterangan: Penstabil arus dan tegangan kelistrikan
Harga : Rp 95-150 ribu
Alamat : CV. Multiniaga Solusindo
Jl. Joe, No.27A, Jagakarsa, Jakarta Selatan
Telepon : (021) 7871644

Intake Racing Vario

INTAKE RACING
2009-04-17 13:10:51
191504-var-intake-varro-istimew.jpgMerek : Varro
Harga : Rp 140 ribu
Alamat : CV. Junior Motorsport Jl. Raya Bogor, Km. 42, No. 1 Cibinong, Bogor
Telepon : (021) 87901768

Noken As Satria FU

NOKEN AS SATRIA F-150
2009-05-01 20:34:36
203302-var-cam-fu-kawa-dvd.jpg

Merek : Kawahara
Harga : Rp 1,75 juta
Alamat : New Gaya Motor
Jl. Otista Raya, No. 47
Jakarta Timur
Telepon : (021) 8510717

Bak Kopling X1

BAK KOPLING X1
2009-06-26 21:19:43
244203-var-bak-kopling-x1-istim.jpgHarga : Rp 325 ribu
Alamat : Sendy Motor Jl. A Yani, No.44, Luwuk, Sulawesi Tenggara
Telepon : 0813-4120-5999

Piston Mio uk. 54-55,50mm

PISTON MIO 54-55,50mm
2009-06-26 21:23:42
244506-var-piston-dvd.jpg










Harga : Rp 150 ribu
Alamat : Dodo Motor
Jl. Ciledug Raya Telepon : (021) 7337363

Karet Intake King dan RX Z

KARET INTAKE KARBU 34-36 MM
2009-07-03 22:27:50
249806-var-intake-rxking-dvd.jpgUntuk : Yamaha R- King & RX Z
Harga : Rp 250 ribu
Alamat : Dodo Racing
Jl. Ciledug Raya, No.11 Tangerang
Telepon : (021) 73456555

Jual Bore Up Kit Mx

BORE UP KIT JUPITER MX
2009-07-17 17:54:03
259305-var-bore-up-kit-mx-istim.jpgKeterangan : Bore up 160 cc
Harga : Rp 780 ribu
Alamat : Junior Motor Sport
Jl. Raya Bogor, Km 42, No.1, Cibinong, Jawa Barat
Telepon : (021) 87901768

Per Kopling KLX150S

PER KOPLING KLX150S
2009-08-07 23:03:55
2728var-per-kopling-klx-150-cop.jpg

Merek : HRP
Harga : Rp 100 ribu
Alamat : HMS
Jl. Paris No.76, Jogja
Telepon : (0274) 450467

Blok Mio

BLOK MIO
2009-08-14 20:19:56
278304-hal4-blok-mio-bela.jpg







Merek : MTRT
Harga : Rp 1,1 juta
Keterangan : Lapis keramik, piston 58,5 mm
Alamat : Arif Garage
Jl. Utan Kayu, No. 22 Jakarta Timur
Telepon : 0815-8569-7777

Ban Lebar Skubek

BAN LEBAR SKUBEK
2009-08-14 20:19:57
278203-var-ban-swallow---boyo.jpgMerek : Swallow 160/60-14Kembang : City Gripper
Harga : Rp 550 ribu
Alamat : CV Kurnia Lestari, Pusat Bisnis Pluit, Blok O, No. 1,2,3, Jakarta Barat
Telepon : (021) 9282-5062
SOK MIO & VARIO
2009-08-21 15:16:55
278805-var-sokbreker-gazi---boy.jpg









Merek : Gaz’i
Harga : Rp 500 ribu
Alamat : Seluruh jaringan AMX Motor
Telepon : (021) 6295919

Setang Satria FU

SETANG SATRIA F-150
2009-08-21 15:16:56
278703-var-setang-gt.jpgModel : Jepit
Merek : Posh
Harga : Rp 250 ribu
Alamat : Bangkong Racing
Jl. Jend. RS Soekanto, No. 24A Pondok Kopi, Jakarta Timur
Telepon : (021) 86600508

Klep Besar

KLEP GEDE CUSTOM
2009-08-21 15:16:57
278602-var-klep-gt.jpgUkuran : 38-31, 35-29, 32-26 mm
Harga : Rp 170 s/d Rp 220 ribu
Alamat : Pro SE Racing Sport
Jl. Sukamto, No. 44 Malaka, Jakarta Timur
Telepon : (021) 99662710

Hand Guard Trail

HANDGUARD TRAIL
2009-08-21 15:16:58
278501-hal04_variasi1.jpgMerek : Star Performance
Harga : Rp 375 ribu
Alamat : X Bike
Jl. Mangga Besar IX, No. 28GG Jakarta Barat
Telepon : 0815-1000-7420

Utilitas Karburator

Pasang Karbu CBR di Vario
2009-08-14 20:20:01
2775hal13_karbuvario_boyo.jpgHonda Vario yang sudah melakukan bore up, biasanya sulit cari karburator yang cocok. Maklum karbu standar ukurannya kecil, cuma 22 mm. "Tekor kalau dipaksakan," ujar Johny Holle mekanik sekaligus pemilik bengkel Johny Holle Motor di Jl. Karya 2, Daan Mogot, Jakarta Barat.

Paling simpel ganti dengan karbu Keihin PE yang aslinya milik Honda NSR SP. Namun kendalanya pakai model ini suplai bahan bakar jadi boros dan suara lebih beringas. "Banyak konsumen yang ngeluh," jelas mekanik berambut lurus ini apa adanya.

Sekarang Johny sudah dapat ramuan yang tepat buat alternatif karbu Vario yang sudah bore up. "Saya pasang karburator milik Honda CBR150. Modelnya vakum dan sama merek Keihin," ungkapnya sambil menjelaskan harga pasaran karbu ini barunya mencapai Rp 1,5 jutaan.

Kelebihan pasang karbu CBR150 yang tipe VK banyak bekasnya. Sehingga lebih murah. Selain itu ukuran lebih besar yaitu 28 mm, suara motor juga lebih lembut, suplay bensin nggak boros, dan aplikasinya nggak banyak ubahan. Malah bisa langsung dipasang ke intake bawaan motor. "Paling sip cuke asli Vario yang model elektrik masih bisa dioperasikan normal," jelas Johny.

Johny kasih bocoran untuk proses pemasangan. Syarat pakai karbu CBR150 ini mesin sudah dibore up dengan piston diameter 53 mm sampai 58 mm.

Lantas sebelum karbu CBR150 dipasang, lepas dulu rumah cuk bawaan karbu yang modelnya masih pakai sistem analog atau tarik. Kalau sudah dilepas, tinggal pasang rumah cuk bawaan Vario yang tipenya sudah elektrik. Tenang, dudukan rumah cuke sama, jadi enggak perlu ada ubahan lagi.

Sekarang tinggal proses pasang karbu ke intake Vario. "Klem standar baik nya diganti dulu sama yang lebih lebar, karena diameternya sudah tidak mencukupi lagi," wanti Johny.

Untuk filter karbu hanya rumahnya saja yang masih bisa diaplikasi. Sedangkan dalemannya seperti kertas penyaring harus dilepas. "Kalau filter nggak kosong, tarikan malah jadi nahan," urai Johny.

Seting spuyer juga mudah, pilot dan main-jet bawaan karbu CBR150 ukuran 38/115 masih bisa dipakai. Cuma untuk bore up 55 mm tetap perlu ubahan sedikit lagi. Yaitu main-jet 38 sedang pilot-jet 110.

Harga baru karbu CBR150 memang lumayan. Tapi kalau mau sedikit berhemat bisa mengandalkan karbu CBR150 bekas. “Berkisar Rp 750-900 ribuan,” jelas mekanik yang pasang banderol Rp 150 ribu untuk proses pemasangan karbu ini sampai tuntas.

Penulis/Foto : Belo/Boyo

Utilitas

Akal-akalan Slek
2009-08-21 17:40:59
2822perseneling-dvd.jpgKadang rider tak sadar akan hal-hal kecil. Misalnya gerigi tuas persneling kaki slek karena dimakan usia. Gejalanya kadang tidak kita sadari, saat sedang pindah gigi tiba-tiba tuas persneling tadi ngelos, akibatnya nggak bisa pindah gigi. Kalau kebetulan di gigi satu, ya terus aja di situ atau posisi gigi lainnya. Jelas ini berabe, Bro!

Pas dicek, gigi persneling tadi kendur dan nggak bisa mengigit tuas. Biasanya, penguatnya adalah baut ukuran 10 inci. Pas dikencengin tetap aja nggak mengigit. Hati-hati brother, kalau dipaksakan baut tadi bisa patah di dalam, ini bikin sengsara lagi karena tuas nggak bisa dibuka dan tetap dalam keadaan kendur.

Untuk itu sampeyan mesti antisipasi. Jika riding di tempat ramai atau banyak bengkel, masalah bisa langsung terselesaikan. Tinggal bawa ke bengkel, tuas persneling diganti, beres! Tapi dalam keadaan darurat misalnya lagi turing yang jauh kemana-mana dan malam hari, sampeyan bisa susah sendiri.

Dari berbagai pengalaman peturing ada tips yang layak disimak. “Nggak perlu khawatir apalagi panik, kalem aja, asal brother punya kunci ring 10 dan tang,” jelas Eko Yulianto, mekanik Carburator Springs juga ketua Outsiders Jakarta. Dua alat inilah penyelamat trouble ini.

Buka dulu tuas persneling yang slek tadi dengan kunci ring ukuran 10 dan sobat mencari alat bantu, yakni kabel kopling. ”Gunakan tang, potong sedikit kabel ANDRIkopling yang tidak terpakai. Lantas uraikan kabel tadi hingga menjadi serabut,” jelasnya. Serabut besi tadi berguna untuk memberikan permukaan tak rata pada gigi yang sudah slek. Setelah itu tinggal selipkan serabut ke tuas persneling dan kencangkan lagi tuas tadi.

Untuk sementara tuas akan menggigit dengan baik. Nah, setelah lepas dari kesulitan tadi brother jangan lupa mengganti tuas yang sudah slek di lain waktu.

Tapi bagaimana jika tidak tersedia kabel kopling? Kan enggak mungkin kemana-mana bawa kabel kopling. Namun jangan khawatir atau harap tenang. Bisa diakali dengan diganjal seng atau bekas kaleng minuman ringan. Tapi tentunya tidak sekuat menggunakan kabel kopling.

Begitu roger.. ganti!

Penulis/Foto : Isf@n/David

Yamaha Cup Race, Medan

Lebih dari Sekadar Balap

2772hal20_omryamaha_belo1.jpgSalah satu kota besar yang hingga saat ini belum memiliki sirkuit permanen di pulau Sumatera adalah Medan. Potensi pembalap dan atmosfir road race di Sumatra Utara ini, marak. Berderet agenda balap yang digelar tiap tahunnya. Sirkuit dadakan jadi ajang mereka untuk berburu prestasi.

Makanya Yamaha Cup Race (YCR) seri 5 di Medan, Sumut 8-9 Agustus 2009 lalu, dibikin ciamik. Lintasan yang dipilih Apron Kelapa Sawit TNI AU-Polonia, Medan. "Treknya berjarak 1,7 meter. Cocok untuk bebek. Skil pembalap bisa terasah. Ini bekal buat mereka bertarung di Grand Final Yamaha Cup Race," ujar Kisharyanto selaku Ketua Bidang Olahraga Pengprov IMI Sumut.2774hal20_omryamaha_belo3.jpg

Aspal landasannya mulus. Lahannya juga luas. Itu kelebihan sirkuit ini. Desainnya dibuat beberapa tipe sirkuit, menyesuikan kebutuhan. Khusus event YCR ini, trek dibuat high speed. Termasuk tikungan paraboliknya dilibas dengan teknik rolling speed. Iya, ditunjukkan dengan kecepatan tinggi. Apalagi, panitia didukung FR Action Events. Weleh, gaaaaas terus...

Pihak TNI AU yang memberi izin pada areal ini, juga kunci selanjutnya. "Kami selalu terbuka dan sangat mendukung kegiatan positif bagi generasi muda. Contoh road race ini," ujar Kolonel Penerbang HM. Tata Endra Taka selaku Komandan Lanud Polonia, Medan.

Yamaha sengaja cari lokasi yang ideal seperti di Bandara Polonia, Medan tersebut. “Jarang pembalap Sumut bermain di trek yang ideal buat balap. Trek ini cocok untuk melatih fisik, skil, mental dan menguji mesin Yamaha," ujar Ari Wibisono, selaku Manager Motorsport Departement, PT Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI).

2773hal20_omryamaha_belo2.jpgKualitas sirkuit dan jalannya lomba dirasakan lebih dari 150 starter. Pelaga tidak hanya dari kawasan Sumut. Pembalap Aceh, Sabang, Riau hingga Sumbar ikut berpartisipasi. "Biasanya balap di trek dadakan dengan menutup jalan. Kami sudah rindu bermain di trek seperti ini," ujar Firman Farera dan Yogi Permana, keduanya pembalap asal Medan dari tim Ten Mild FDR Tan's Motor dan Team Yamaha Medan.

Hasilnya pertarungan sengit terjadi di tiap kelas. Lantaran juara satu dan dua tiap kelas bakal meendapat tiket untuk tampil di grand final YCR. "Persiapan motor matang dengan memboyong mekanik Jawa. Target saya di event ini juara, agar bisa tampil di final," ujar Firman Farera yang tahun ini baru ngegas Yamaha.

Perjuangan Firman yang tampil di dua kelas bergengsi MP 1 dan MP 2 tidak mudah. Perlawanan diberikan Ferlando pembalap asal Bengkulu dari tim Yamaha BAF IRC Eka Putra Kencana, Medan. "Meskipun YCR Medan bukan tiket saya menuju Grand Finial, namun saya tetap tampil maksimal," ujar Ferlando yang jatahnya di YCR Jambi.

Turun pada dua kelas yang sama tekanan-demi tekanan diberikan Ferlando ke pada Firman. Keduanya saling salip memimpin jalannya balap. "Trek yang panjang ini jadi lebih seru, pembalap harus jeli mengatur strategi," jelas Firman.

Race dua MP2 motor Firman melesat lebih dulu. Dengan jeli ia bisa menutup racing line Ferlando. Hanya dua kali Ferlando mampu melewati Firman. Namun dengan pengalaman berlaga, pembalap yang harusnya tahun ini terjun di ajang IndoPrix menyudahi tekanan Ferlando dengan menjadi yang terdepan. "Sayang lap terakhir knalpot motor retak jadi tidak bisa lagi membayangi Firman," ujar Ferlando.

Sial saat bertarung di race kedua kelas MP 1 saat 4 lap menjelang finish motor Firman mengalami masalah, timing pengapian motor berubah. "Mesin jadi tidak maksimal, untungnya saya meninggalkan jauh pembalap di belakang saya dan bisa tetap menjaga pada posisi 2," ujarnya.

Sementara, MP 3 dan MP 4 Faisal Rezha, pembalap berbendera Yamaha Sumber Rezeki FDR BAF tampil prima. Mulai dari sesi penyisihan sampai babak final pembalap muda asal Pekanbaru ini selalu memimpin. Dia meninggalkan Dhany Rahmadany pembalap medan dari tim Yamaha Andra TDR Rextor FDR Ahau Racing Team yang hanya mampu bertengger di tempat ketiga. "Saya terbiasa main di t rek seperti ini dan sedikit sudah memahami karakter motor. Makanya enggak mengalami masalah mesin," jelas Faisal Reza.

Hasilnya pada kelas MP 1 yang mewakili Medan untuk berlaga di grand final yaitu Firman Farera dan Ifonanda. Sedangkan MP3 Faisal Reza dan Boby Anasis jadi andalan Medan.

Dua kelas di YCR ini yaitu MP1 dan MP 3 jadi perhatian khusus. Lantaran bila pembalap mampu menjadi juara di grand final YCR bakal berkesempatan berlaga di ajang Asean.

"Kalau menang di Grand Final YCR nanti, mereka berkesempatan bertarung di ajang Yamaha Asean Cup Race, bulan November mendatang di sirkuit Sentul kecil. Makanya manfaatkan kesempatan ini," tutup Ari Wibisono yang juga bakal menggelar Asia Nation di tempat yang sama.

HASIL LOMBA

Bebek 110cc 4-Tak Pemula (MP-5)
1. Hadi Renaldi(59) NAD A2N Speed
2. Boby Anasis(43) Duri, Riau Yamaha Bar Duri
3. M. Irvansyah(80) Medan Yamaha Medan
4. M. Ari Alatas(10) Medan Pertamina Enduro Mac 4XB RT
5. Rahmadsyah(15) Aceh Bushido Carbela

Bebek 125cc 4-Tak Tune Up Pemula (MP-4)
1. Faisal Rezha(57) Pekanbaru Yamaha Sumber Rezeki FDR BAF
2. Boby Anasis(43) Duri, Riau Yamaha Bar Duri
3. Dhany R(54) Medan Yamaha Andra TDR Rextor Ahau
4. Boby Ferianda NAD Yamaha Ten mild Tan's Motor
5. M. Iqbal(69) Pekanbaru HTM Racing Team Pekanbaru

Bebek 110cc 4-Tak Pemula (MP-3)
1. Faisal Rezha(57) Pekanbaru Yamaha Sumber Baru FDR BAF
2. Boby Anasis(43) Pekanbaru Yamaha Bar Duri
3. Dhany R(54) Medan Yamaha Andara TDR Rextor Ahau
4. Ilham S(8) Sabang MJRT Sabang
5. Junius K(5) Medan NAD Medan

Bebek 125cc 4-Tak Tune Up Sedded (MP-2)
1. Firman Farera(57) Medan Yamaha Ten Mild FDR Tan's Motor
2. Ferlando(61) Bengkulu Yamaha BAF IRC Eka Putra Kencana
3. Dri Irfandi(26) Medan Yamaha Andra TDR Rextor FDR Ahau
4. Ifonanda(12) Pekanbaru Yamaha BAF IRC Eka Putra Kencana
5. Yogi Hermana(6) Medan Team Yamaha Medan

Bebek 110cc 4-Tak Tune Up Sedded (MP-1)
1. Ferlando(61) Bengkulu Yamaha BAF IRC Eka Putra Kencana
2. Firman Farera Medan Yamaha Ten Mild FDR Tan's Motor
3. Ifonanda(12) Pekanbaru Yamaha BAF IRC Eka Putra Kencana
4. Yogi Hermana(6) Medan Team Yamaha Medan
5. Teuku Wahyudi(65) NAD Yamaha Sumber Rezeki FDR BAF Jupiter MX

Standar Pemula
1. Zefri Hadi(56) Brastagi NAD Medan
2. Gopu Ramos(100) P. Siantar BTKS Anugrah Motor
3. Hardiansyah (116) Deli Serdang CRT
4. Fahril Adha L (149) Medan Ayam Racing Team
5. M. Irfansyah (80) Medan Team Yamaha Medan

Yamaha Cup Race, Jambi

Samo Yamaha Kito Pintar
2009-08-21 17:41:01
2815hal21_omryamaha_ipung1.jpg"Ingat,! Jangan ada yang bergerak sebelum lampu merah padam. Setiap pergerakan diawasi kamera dan kami rekam. Sedikit saja bergerak, maka dinyatakan jump start. Kaca helm jangan ada yang terbuka. Pastikan semuanya tertutup. Bila terbuka, balapan tidak akan start.”

Teriakan lantang itu terdengar dari mulut Didik Jagger, MC balap Kondang di sirkuit Tugu, Jambi Minggu lalu (16/8). Sebuah teriakan yang sempat menghilang 4 tahun lamanya dari pulau Jambi.

Benar. Teriakan Didik Jagger di Yamaha Cup Race (YCR) Jambi, terakhir pada 2005 saat pertarungan balap masih diramaikan motor 2 langkah. Setelah itu menghilang. Buntut dari krisis, Jambi pun tercoret dari daftar putaran seri YCR wilayah Sumatera.2816hal21_omryamaha_ipung2.jpg

Toh masyarakat Jambi boleh bangga. Karena provinsi ini termasuk getol membuat balapan. “Hampir setiap kabupaten mengadakan balap. Kalau dihitung, setiap bulan selalu saja ada balapan meskipun kemasan penyelenggaraannya masih belum berstandar nasional,” jelas Rudi Afnanja, salah satu anggota klub IMI yang juga kerap membuat balapan lokal.

Melihat kondisi inilah Yamaha kembali menggelar Yamah Cup Race di Jambi. YCR Jambi sebagai ajang kompetsi bagi pembalap yang berdomisili di wilayah Sumatera Bagian Selatan yang meliputi Jambi, Bengkulu dan Palembang.

Tujuannya, tak cuma memberikan tontonan balapan yang meriah. "Tapi juga memberikan contoh penyelenggaran balap bermutu, berstandar nasional dan pembelajaran bagi pembalap maupun promotor lokal," jelas Rizky Mario dari Departement Motorsport, PT Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI).

2817hal21_omryamaha_ipung3.jpgTeriakan Didik Jagger contohnya. Sebagai bukti kongkret bagaimana Yamaha mengedukasi dan membentuk sportifitas pembalap. Wajar, pembalap Sumbagsel yang menduduki peringkat 1 dan 2 di semua kelas, akan di kirim ke Jakarta mengikuti final YCR.

Makanya, sedari dini sudah diedukasi peraturan dasar yang berstandar nasional. Mulai aturan jump start, pelaksaan regulasi yang benar hingga attitude atau perilaku pembalap saat dinobatkan di podium kejuaraan yang diwajibkan memakai baju balap lengkap.

Padahal, "Umumnya mengambil hadiah ya pakai baju bebas. Tak ada aturan. Tapi di Yamaha kita dididik menjadi profesional," tutur Novin Bonex Arisandi (Ninos Eneos HDS) jawara MP3.

Begitupun dari kualitas penyelenggaraan balap. Yamaha Cup Race menerapkan standar sama di semua kota yang disinggahi. Apakah itu di Jawa ataupun di luar Jawa. Dari standar pengamanan penonton, kebersihan paddock hingga pemakaian transponder dan kamera pengintai jump start.

Makanya, YCR Jambi layak disebut sebagai event paling bergengsi di Sumbagsel. Karena baru di YCR Jambi pembalap bisa melaksasanakn QTT dengan tenang tanpa dibayang alat hitung yang ngaco.

Itu tak lepas dari penggunaan transponder. "Untuk event sekelas kejurnas di Sumatera pun belum menggunakan alat ini. Makanya, di mana ada event Yamaha di Sumatera, aku selalu hadir," jelas Ferlando Herdian (Yamaha BAF IRC Eka Putra Kencana) yang minggu sebelumnya juga turun di YCR seri Medan.

Samo-samo Yamaha, kito pintar. Bersama Yamaha, semua jadi pintar.

HASIL LOMBA

Bebek 4-Tak 110 cc Tune-Up Seeded (MP 1)
1. Ferlando Herdian (61) Bengkulu Yamaha BAF IRC Eka Putra Kencana
2. Septian (131) Palembang Yamaha Koni Dwi Star
3. Godex Erlangga (108) Kuala Tungkal Yasrial Racing Team
4. Antok Lenggang (133) Jambi IMKS JPM POW Kerinci
5. Riva Pahlevi (9) Jambi Privatee
Bebek 4-Tak 125 cc Tune-Up Seeded (MP2)
1. Novin Bonex A (31) Palembang Ninos eneos HDS
2. Ferlando Herdian (61) Bengkulu Yamaha BAF IRC Eka Putra Kencana
3. Godex Erlangga (108) Kuala Tungkal Yasrial Racing Team
4. Antok Lenggang (133) Jambi IMKS JPM POW Kerinci
5. Roland Sanorix (7) Jambi Privateer
Bebek 4-Tak 110 cc Tune-Up Pemula (MP3)
1. Novin Bonex A (31) Palembang Ninos eneos HDS
2. Agus Kurniawan (111) Palembang Bonex Jaya Perkasa DRRT
3. Edri Kurniadi (11) Jambi Yamaha Nuansa Motor Jambi
4. Becky NR (128) Palembang Yamaha Koni Dwi Star RT
5. Rendy Fernando (78) Jambi HBA Racing Team
Bebek 4-Tak 125 cc Tune-Up Pemula (MP4)
1. Agus Kurniawan (111) Palembang Bonex Jaya Perkasa DRRT
2. Novin Bonex A (31) Palembang Ninos eneos HDS
3. Rendy Fernando (78) Jambi HBA Racing Team
4. Hendri Zulputra (123) Jambi Privateer
5. Roland Sanorix (7) Jambi Privateer
Bebek 4-Tak 110 Standar Pemula (MP5)
1. Leonardo (51) Palembang Bonex Jaya Perkasa Candi
2. M. Rangga (18) Sumsel Bonex Jaya Perkasa SRT
3. Panggi (107) Palembang Jaya Perkasa Motor Candi
4. Bobby anasis (43) Riau Yamaha Scorpio Bar Duri
5. Olifio Syahputra (127) Jambi Privateer

OMR Suzuki Sumatera Utara

Jatuh Bangun

2813omr-suzuki-medan---nurfil-1.jpgOMR Suzuki lokal Sumatera Utara, punya semangat juang kemerdekaan. Agustusan mereka bikin balap di sirkuit Terminal Madya, Kisaran, Sumatera Utara pada 16 Agustus yang lalu.

Sebanyak 150 starter ambil bagian di balap satu merek itu. Mereka datang dari wilayah Sumut dan Aceh. Sejumlah nama tenar seperti Jeffry Holly, Reza Pahlevi dan Joey ikut adu kebut di kelas seeded.

Event ini dibuat, selain melanjutkan pembinaan. “Juga bagian perayaan HUT RI yang ke 64," kata Drs H. Zulhifsi Lubis atau yang lebih dikenal Opung Ladon selaku penyelenggara dari Ladon 89.

Balapan semerek versi lokal Suzuki ini, adalah seri pembuka. Rencananya ada empat seri yang dibikin sepanjang 2009 ini. Seri perdananya, ya kemarin itu.

Namanya juga OMR. Berarti unsur promo Suzuki lebih menonjol. Itu menjadi hadiah bagi para pembalap Suzuki di seputaran Sumut. Layaknya oase di tengah kekeringan.2814omr-suzuki-medan-(-ladon-)-.jpg

Maklum, “Seri OMR nasional kan udah gak ada di 2009 ini. Jadi, pembalap Suzuki kurang bertanding. Untung ada OMR lokal ini, lumayanlah," kata Jeffry Holly, pembalap senior Medan yang saat ini bergabung dengan tim Suzuki FDR Usaha Jaya, Aceh.

Begitu juga menurut Yuserdy Sugiarto. Dia pengurus Pengprov IMI Sumut. "Harusnya menjadi perhatian Suzuki. Bahwa, terbukti masih banyak pembalap dan tim yang loyal sama mereka walupun sudah enggak ada OMR nasionalnya lagi," kata Aket panggilan akrabnya. Pria ini juga menjabat manager tim Suzuki Top 1 Sunindo FDR.

Turunnya pembalap top yang sudah haus event ini membuat balapan menjadi seru. Trek sepanjang 1,2 km ini dipenuhi penonton di sepanjang pagar BRC yang mengelilinginya. Sekitar 3.000 pasang mata hadir. Apalagi ini event gratis, tambah banyak saja yang hadir.

Karena ketatnya persaingan, maka jatuh bangun hampir terjadi di setiap kelas. "Wajarlah jatuh seperti itu, kalau butuh menang ya begitu. Namanya juga balapan," kata Reza Pahlevi pembalap yang tergabung dengan tim Suzuki Lindung Jaya IRC yang sukses di dua kelas utama, MP1 dan MP2.

Begitu juga dengan Joey. Pembalap satu ini menjelaskan, akibat sepi event, balapan apa saja dilakoninya. "Mulai dari drag resmi sampai liar saya jajal," katanya. Wah jangan-jangan balap karung ikutan juga ya Bro? Maklum lagi suasana 17-an nih.

Dengan melihat fenomena ramainya peserta dan penonton ini semoga menjadi perhatian bagi para penggiat otomotif di wilayah Sumatera Utara. "Itu juga yang menjadi pekerjaan rumah bagi kita selaku pengurus IMI," lanjut Aket.

Apalagi di tengah pekik perjuangan dan kemerdekaan seperti saat ini. Balapan bisa menjadi salah satu dari bentuk lanjutan usaha perjuangan para pendahulu kita. Dengan balapan kita berjuang untuk menjadi yang terbaik dalam semangat sportifitas.

Merdeka!

HASIL LOMBA

Bebek 125cc Seeded (MP2)
1. Reza Pahlevi (75) Aceh Suzuki Lindung Jaya IRC
2. Jeffry Holly (56) Medan Suzuki FDR Usaha Jaya
3. Johanes T (96) Siantar Suzuki 66 Motor
Bebek 110cc Seeded (MP1)
1. Reza Pahlevi (75) Aceh Suzuki Lindung Jaya IRC
2. Joey (17) Medan Suzuki Top 1 Sunindo FDR
3. Kevin Holly (28) Medan Suzuki Top 1 Sunindo FDR
Bebek 110cc Pemula (MP3)
1. Doly A (126) Kisaran Suzuki Sunindo Rival
2. Bekti (119) Tanjung Balai Mardi Racing
3. Dedek (58) Tebing Tinggi DMR
Bebek 125cc Pemula (MP4)
1. Agung F (02) Medan Suzuki FDR Usaha Jaya
2. Doly A (126) Kisaran Suzuki Sunindo Rival
3. Ricky H (114) Siantar Privateer
Bebek 110cc Standar Pemula (MP5)
1. Agung F (02) Medan Suzuki FDR Usaha Jaya
2. Riski H (33) Siantar Pariama
3. Dedek (58) Tebing Tinggi DMR

Rabu, 26 Agustus 2009

Jurus Jitu Memperkuat Torsi



2668honda-delu-dvd-2.jpgIni lazimnya main di Sentul International Circuit yang mengadui power motor. Tenaga puncak jadi kunci motor akan melesat kencang. Kan rpm dipanteng terus di putaran atas. Setinggi apapun rpm puncak didapat, asal masuk ke peak powernya bakal jadi modal bagus melesat di Sentul.
Tapi, bukan berarti cukup modal power doang motor bisa melejit di situ. Strategi balap bebek di Sentul bisa manfaatkan main angin. Melesat sendiri hanya mengandalkan peak power yang kuat, akan membuat motor sangat berat. Peluang jebol lebih tinggi, mengingat mesin akan kerja sangat keras. Maka, strategi jitu dengan seimbangkan power dan perluas kurva torsi jadi kuncian efektif.

Terbukti sukses diperankan Dellu Agung, tandem Steven Budiman dari Tim Stebo Racing INK Jakarta. Motor hasil korekan Marsudi HMTC, mampu curi podium pertama di seri II Indoprix IP125, race pertama.

"Padahal, motor ini bukan mengandalkan power yang begitu besar. Bahkan saat QTT dan latihan resmi setingan belum ketemu dan masih di belakang," terang Marsudi, yang kenyang pengalaman jadi instruktur di HMTC.

Akal Marsudi mencoba menggapai sisi keuntungan dari power yang tidak terlalu besar, dengan membuat kurva torsi lebih luas. Sehingga, meski kalah secara power, tapi setiap perpindahan gigi, torsi besar yang dimiliki mampu membuat cepat melesat dan enggak terlepas dari barisan depan.

"Bisa saja lebih utamakan power. Tapi, risikonya, torsi akan lebih rendah. Nah, repotnya setiap pindah gigi, mengail tenaganya lebih lama. Sehingga motor kedodoran dulu di putaran bawah. Saat peak power ketemu, sudah ditinggal barisan motor lainnya. Lebih susah ngejarnya," alasan pria berambut ikal itu.2670motordelu_03.jpg

Marsudi yang akrab dipanggil Mas Di, mengolah kurva torsi lebih luas lewat sejumlah kuncian. Pertama, sudah pasti dari desain kem yang mengatur lalu lintas bahan bakar. Durasi tidak terlalu tinggi, cukup 260 derajat, baik klep intake maupun exhaust. "Tapi, overlap dibuat tinggi sampai 60 derajat. Selain membuat pembilasan dan proses pendinginan lebih bagus, desain seperti itu membuat power tengah terisi, nggak ngedrop sebelum menuju peak power," alasannya.

Langkah itu diikuti desain porting yang mampu menjamin pasokan gas bakar lebih efektif. Sesuai rumus yang banyak diterapkan yaitu 85 persen dari diameter klep. Tapi, desain pada bagian dalam porting, dibuat semi mengerucut, bagian tengah hanya berdiameter 24 mm, sementara di kedua ujungnya berdiameter 28 mm. "Maksudnya sih, biar tekanan gas bakar menuju ruang bakar lebih kencang," terang Mas Di.

Sementara, proses pembakaran dibantu optimal lewat seting pengapian 20 step punya CDI BRT I-Max. Dipatok tertinggi 36 derajat pada 10.000 rpm, makin tinggi rpm makin turun. Sampai di limiter 13.500 rpm dengan angka 35 derajat.

Dengan modal karakter mesin Supra yang punya stroke panjang, memang unggul torsi. Upaya perluasan kurva torsi jadi lebih mudah dijangkau.

"Terbukti, korekannya membuat saya mudah melejit saat turun gigi di beberapa tikungan langsung bisa menusuk ke depan. Memang, kalau di straight panjang agak mengendur. Tapi, saya tetap bisa ikutin lewat main angin. Justru kekuatan putaran menengahnya membuat modal bagus buat saat keluar di tikungan terakhir. Saya bisa kuat ke depan sampai menuju garis finish," aku Dellu Agung.

Bukti keunggulan torsi juga ditunjukan komposisi gigi rasio yang terbilang tidak terlalau close. "Justru agak renggang. Tapi, karena torsi bagus, setiap perpindahan gigi tetap jalan. Nafas juga jadi panjang," senang Mas Di, yang bermarkas di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat ini.

Gigi 1 dipatok 14/36, diikuti gigi 2= 18/32, 3 = 20/27 dan 4 = 20/22. "Yang lebih penting, meski dengan kompresi 13,5 :1, motor harus tetap aman. Itu salah satu keunggulan setingan seperti ini.

Kalau ngejar power setinggi-tingginya, saya takut mesin malah nggak kuat dan jebol di tengah jalan," lanjut Mas Di dengan senyum khasnya.

ARAH KARBU KE KIRI

2669motordelu_02.jpgSalah satu upaya Mas Di agar gas bakar lebih efektif juga dijalani dengan mengubah posisi karburator. Biasanya, posisi karbu ada di sebelah kanan mesin. Tapi dengan pertimbangan agar arah pasokan gas yang masuk searah dengan porting dan ruang bakar, maka karbu dipasang di sebelah kiri. Dengan posisi 45 derajat.

"Biasanya di sebelah kanan yaitu di atas busi. Saya coba terapkan di sebalah kiri. Sehingga, arahnya juga menuju pada posisi ujung busi. Maksud saya, biar lebih efektif aja," kilah pria berkulit agak gelap ini.

Meski saat ini sudah banjir penggunaan Mikuni TMR ataupun Keihin FCR, Mas Di masih setia mengandalkan karbu Mikuni TM 28. Tapi toh, terbukti masih mumpuni dan raih podium 1 di race 1, kan? "Pilot-jet dipatok 30. Sedangkan main-jet untuk kebutuhan seting Sentul dipasang 140," terang Mas Di.

Sedangkan percikan api diraih lewat penggunaan busi Denso Iridium U-31. Pemantik busi ini memang banyak dipakai buat balap bebek.

Tarung di Kelas 175 cc



2805vario--senaponda-axl-1.jpgRegulasi balap matik kelas 175 cc baru aja dibuat! Tim Padepokan Pertamina Enduro Matic Racing Team (PPEMRT) sudah siap dengan pacuannya! Ya, Honda Vario kapasitas 171 cc. So siap tempur di seri Pertamax Plus BRT Indotire Matic Race.

“Kami selalu ingin menjadi tim yang terbaik. Ini juga sekaligus membuktikan ke sponsor bahwa kami bisa. Makanya dengan waktu yang tersisa, memungkinkan untuk terus riset,” ujar Senaponda, mewakili tim PPEMRT yang markasnya terletak di Jl. M. Yusuf Raya, No. 41, Depok II Tengah, Jawa Barat.

Nah, sejauh mana riset dan persiapan yang dilakukan tim yang juga banyak dipenuhi pembalap pemula berbakat ini. Mau lihat atau intip nih? Lihat aja ya! Jangan ngintip, nanti matanya besar sebelah lho. He...he..he.... Ayuk!

Demi kejar kapasitas, mesin yang butuh pembengkakan besar. Honda Vario yang memiliki keterbatasan soal linner. Maklum mesin berpendingin air, jadinya terbatas karena adanya water jaket.

“Untuk piston, ada dua pilihan. Pakai seher Izumi diameter 58 atau 58,5 mm milik Honda CS-1,” ujar Senaponda. Malah sebelumnya, pria gede ini juga sudah siapkan alternatif ukuran piston lainnya,lho.

Tapi Senaponda lebih memilih untuk memakai piston 58 mm. “Itu karena lebih mengejar daya tahan. Meski liner hanya termakan 0,5 mm, tapi takut juga akan mempengaruhi endurance,” ungkap pria berbadan tambun ini.

Namun tidak cukup hanya bore up. Perlu naik strokenya. Senaponda memakai dua metoda untuk menaikan stroke Vario yang aslinya 55 mm menjadi 65 mm. “Caranya, saya menggeser big end sekitar 2 mm. Lalu dibantu lagi dengan pen stroke merek Kawahara yang 3 mm. Jadi bertambah 5 mm. Naik-turun, total stroke jadi 10 mm,” ujarnya.

Total 10 mm tadi ditambah dengan angka awal stroke yang 55 mm. Jadi, total stroke sekarang 65 mm kan? Oh ya! Untuk setang piston, Sena mengaplikasi milik Yamaha Jupiter-Z. Alasannya selain ukurannya sama dengan Vario, soal daya tahan juga sudah terbukti. Ya, di road race. Mungkin karena bahannya lebih kuat kali ya?

Begitunya kapasitas silinder ada dua pilihan juga. Yaitu 171,1 cc. Ya, mendekati batasan regulasi yang dipatok volume silinder maksimal di 175 cc.

Dengan hasil yang sekarang, Senaponda dan seluruh kru PPEMRT yakin kalau Vario ini bisa tarung dengan kompetitornya. “Untuk fight dengan tim dan skubek merek lain, kami yakin Vario ini cukup kompetitif. Setidaknya masih ada dua event untuk penjajakan,” ungkap Sena mewakili kru PPEMRT.

Kita lihat saja nanti!

PAKAI KLEP TOYOTA LEVIN2806vario--senaponda-axl-2.jpg

Imbangi kenaikan piston, Senaponda sesuaikan katup isap dan buang. “Klep isap, pakai Toyota Levin diameter asli klep 27,5 mm. Tapi dikecilkan lagi jadi 26,5 mm. Klep buang, punya CS-1 yang dikecilkan jadi 23 mm,” kata Sena.

Noken-as, adopsi merek Hi-Speed yang punya durasi 330ยบ. Begitunya bumbungan kem dipapas sekitar 1 mm. “Karena dilihat LSA awalnya, kem itu cocok untuk top speed. Bukan untuk buka-tutup seperti road race. Jadi hanya manfaatkan bentuk kem gendut dan karena adanya lubang untuk dekompresi,” tambahnya.

2807vario--senaponda-axl-3.jpgRISET KARBU 28 MM

Sebelumnya Senaponda sedikit bingung menentukan pilihan komponen pengabut bahan bakar. Maka itu, akhirnya penentuan karburator pun ditentukan lewat mesin dyno.

"Ada beberapa pilihan. Mulai dari Keihin PE 28 mm, karbu vakum Honda CBR150, Koso dan Keihin FCR. Tapi setelah diuji, powerband dan torsi di putaran bawah dari karburator FCR yang paling bagus," ujar Sena yang bilang kalau hasil dyno skubek Honda ini capai angka 18 dk.

Untuk menemani karbu FCR, pilot dan main-jet ukuran 48/110 pun dipasang. "Untuk airscrew ukuran 200," timpalnya.

MANFAATKAN CYROGENIC2808vario--senaponda-axl-4.jpg

Menurut Senaponda, kruk-as Honda Vario tergolong lebih kecil ketimbang kompetitor. Begitunya ada kemungkinan kalau kruk-as yang sudah diubah big end dan dinaikkan lagi langkah pistonya sejauh 3 mm dengan pen stroke ini melintir.

“Tentunya enggak ingin kejadian ini terjadi saat balap dong. Makanya disiapkan beberapa metode untuk memperkuat kruk-as itu. Yaitu, urutan pertama, big end ubahan dilas argon. Lalu, diproses cyrogenic dan terakhir dibalancing,” aku pria 39 tahun ini.

Langkah ini jangan sampai terbalik. Harus dimulai dari pengelasan dulu.

DATA MODIFIKASI

Ban depan : Indotire 80/90-14
Ban belakang : Indotire 100/80-14
CDI : BRT I-Max
Knalpot : Yutaka
Karburator : Keihin FCR

Selasa, 25 Agustus 2009

Karburator Vakum 26 mm

Satria F-150 Vs Spin 125
2693varian-karbu-1.jpgBuat penyuka adu kebut, tentunya memperbesar peranti pengabut udara jadi salah satu faktor penentu akselerasi. Gak sedikit dari sobat yang mengganti karburator standar, pakai karbu yang punya venturi lebih besar. Baik itu tipe vakum atau konvensional. Nah, ini ada tawaran menarik. Yap! Pilih karbu milik Suzuki Satria F-150, Spin 125, Thunder 125 dan Bajaj Pulsar 180. Meski tarikan tak segarang karbu skep biasa, namun konsumsi bensin lebih irit.

Kali ini akan dibahas Satria F-150 dan Spin 125. “Bisa dipakai untuk Yamaha Mio. Karena venturi asli Mio 2694varian-karbu-2.jpghanya 24 mm. Sedang FU atau Spin punya diameter venturi 26 mm,” ungkap Hasan Basri, pemilik bengkel Hasan’s Motor di Jl. Kelapa Dua Raya, Pos Pengumben, Jakarta Barat.

Menurut Hasan lagi, dengan kondisi seperti ini motor bisa lebih berakselerasi. Katanya, di putaran atas motor jadi lebih mau jalan terus tuh. Ya iyalah, kan pasokan bahan bakar dan udaranya juga lebih besar ya?

Tapi jangan kaget lho! Sebab keduanya alias antara karbu Satria F dan Spin juga memiliki perbedaan! Malah nggak sedikit dari penyuka kebut yang lebih memilih karbu FU meski keduanya mengaplikasi venturi yang sama. Ya, sama-sama 26 mm.

2695varian-karbu-3.jpgWaduh, kenapa ya? Coba cari tahu aja yuk! Menurut Hasan yang sudah merasakan kerja sebagai mekanik resmi di dua pabrikan motor berbeda ini, venturi bagian dalam karbu Satria F lebih besar ketimbang Spin.

Benar aja! Setelah diukur pakai sigmat, diameter venturi bagian dalam Satria F adalah 24 mm. “Sedang milik Spin hanya 21 mm. Jadi udara yang masuk jadi bisa lebih banyak,” kata pria yang kental dengan logat Betawi-nya ini.

Besarnya lingkar dalam karbu itu, tentu diikuti lagi dengan penyesuaian lainnya. Yaitu dari diameter botol skep itu sendiri. Coba tebak, mana yang lebih besar ukurannya? Betul! Pastinya Satria F-150 dong.

Masak venturi besar tapi botol skep kecil. Ya bocor dong. Coba ukur lagi, botol skep Satria F lebih besar 3,5 mm dari Spin. Yup! Spin hanya punya diamater 21 mm. Sedangkan Satria F, 24,5 mm.

Begitu juga kondisi jarum skep. Jet needle milik Satria F lebih besar ketimbang Spin. So tentunya, kucuran bensin yang dikabutkan jadi lebih banyak ketimbang pakai karbu standar atau bahkan punya Spin.

“Ini tentu beda ketimbang hanya membesarkan main-jet atau pilot-jet. Karena kalau itu, udara yang masuk juga tidak terlalu besar. Bisa sama saja,” pasti Hasan.