Minggu, 27 September 2009

Knalpot Kawasaki 250 R

Pasang Knalpot Racing



Beberapa pemilik Kawasaki Ninja 250R yang ganti knalpot racing mengeluhkan kesulitan saat seting. Kalau nggak nembak-nembak, tenaga nggak ngaruh banyak. Meski sudah seting jeting, tetap saja gejala nembak susah diatasi. Tenaga juga tetap masih kurang nendang.



Menurut Bambang Warsito, ada yang perlu dilakukan saat ganti knalpot racing, selain jeting. "Kalau dari pengalaman banyak pengguna Ninja, termasuk yang di arena balap, lubang snorkle musti ditutup. Itu mempermudah seting atau jeting," terang mekanik bengkel Anjany Racing, Jakarta Barat.



Dimaksud snorkle katup dari air clean system yang terhubung dari filter udara dan ke head silinder atau lubang buang. "Itu kan untuk pasokan udara bersih. Memperbanyak O2 yang disemprotkan di lubang buang, sehingga bisa menekan CO. Tujuannya untuk mengurangi emisi atau polutan," tambahnya.



Nah, saat knalpot diganti racing kan lebih free flow. Efek tendangan balik berkurang. Akibatnya bahan bakar ada yang terbuang. Dibarengi masih pasang snorkle masih terdapat udara murni yang menuju lubang buang. Udara itu akan terbakar di knalpot bersama bahan bakar yang terbuang. Maka dampaknya jelas jadi nembak. Dor...dor..!



"Makanya, melepas snorkle memang jadi cara yang lebih efektif. Tinggal atur komposisi gas bakar dari jeting," tambah Stanley Hudiono, manager Best Lap Racing Team, yang juga copot snorkle di semua motor balapnya.



Namun ketika snorkle dilepas, otomatis lubang saluran menuju ke head harus ditutup. Jangan dibiarkan menganga. Demikian juga untuk filter dan ke karburator. "Bisa menggunakan baut 12, yang biasa untuk silinder motor 2-tak seperti RX-King. Tinggal diiket deh pake kawat," terangnya lagi.



Sementara, untuk saluran karbu bisa ditutup pake skrup yang biasa dipakai untuk cover bodi. "Sedang untuk filter, bisa langsung ditutup langsung pake lem. Takut masuk air," tambah Stanley.



Memang sih, efek dari pelepasan snorkle membuat CO jadi tinggi. "Ya memang risiko untuk dapat tenaga yang lebih gede," kilah Bambang.

Rabu, 16 September 2009

Perbesar Suplai Bensin

Karbu dan Kem Racing
2009-06-05 19:02:01
2284dongkrak-satria-dvd-1.jpgBagi yang masih penasaran pengin tenaga Suzuki Satria F-150 lebih tinggi lagi, bisa terapkan doping tambahan. Caranya memperbesar pemasukan campuran bensin-udara yang masuk silinder. Bisa pasang karbu gede, kem durasi lama dan lift tinggi.

Karburator standar menggunakan sistem vakum. Suplai bensin kurang responsif lantaran menunggu kevakuman dari mesin. Ukuran venturi juga hanya 26 mm. Pilot-jet 12,5 dan main-jet 110.

Jika mau pakai karbu yang lebih gede, bisa menggunakan Keihin PE 28. Tujuannya bukan saja mendongkrak power. Tarikan mesin lebih responsif Racinglantaran menganut model skep yang langsung ditarik kabel gas. Tidak seperti standar F-150 model vakum, yang jauh lebih lambat.2285dongkrak-satria-dvd-2.jpg

Namun penggunaan karbu PE 28 ini harus seting spuyer. “Jika masih pakai spuyer bawaan PE 28 akan ngok di putaran atas lantaran kegedean,” jelas Suar yang sudah pasti mekanik BRT itu.

Untuk itu spuyer harus diseting ulang sesuai kemauan mesin. Menurut Hasan dari Hasan Motor, pilot-jet pasang ukuran 42 yang memang bawaan PE 28.

Sementara main-jet harus diganti. Bawaan PE 28 kegedean, yaitu 152. Kata Hasan, pasnya pakai yang 120. “Bentuknya seperti main-jet punya Honda Tiger,” jelas Hasan dari Kelapa Dua, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Hasan juga kasih penjelasan. Katanya jika susah mencari main-jet Tiger yang asli, bisa ambil merek Extreme. Katanya lebih akurat dari merek lain.

Jangan lupa setelan udaranya harus diatur ulang. Sudah menggunakan knalpot racing, setelan 2 putar balik setelah diseting mentok.

Namun jika sudah menggunakan kem racing biasanya spuyer harus diseting ulang. Kalau pakai kem Kawahara, anehnya spuyer minta diturunkan. Misalkan asalnya pilot-jet 42 dan main-jet 120 harus diganti pakai yang lebih kecil. Sekitar 1 step.

Mau lebih sip lagi, perbesar kompresi. “Caranya gampang. Paking kepala silinder asli ada 3 lapis, tinggal dikurangi. kompresi dipastikan sudah lumayan naik,” jelas Suar.

Bensin KLX 150 dan Satria F150

Boleh Premium, Asal...
2009-09-11 22:36:59
2961hal12_bensinklx_boyo1.jpgKawasaki KLX150 sejatinya motor elit. Buktinya PT Kawasaki Indonesia (KMI) anjurkan motor gaya 'Ali Topan' itu memakai bensin oktan 91 atau setara Pertamax. "Di KLX150 mengikuti spek motor 4-tak kompresi tinggi. Rasio kompresi 9,5 : 1 sesuai tipikalnya yang jago torsi, galak di rpm bawah. Jadi butuh bensin oktan tinggi," ujar Reiner M. Sitorus, Head Market Spare-Parts & Service Department, PT KMI.

Sayangnya, banyak joki KLX150 acuh anjuran pabrik yang tertulis jelas di atas tangki. Atau karena alasan lain, banyak yang pakai bensin dengan RON di bawah 91, seperti Premium. "Akibatnya, terjadi detonasi, ngelitik karena pembakaran tidak pada waktunya. Efeknya ruang bakar cepat kotor," jelas Reiner lagi.2962hal12_bensinklx_boyo2.jpg

Hal ini pun terjadi di Satria F-150 yang mewajibkan pakai bahan bakar setara Pertamax. Jika tidak, bukan mustahil gak cuma ruang bakar kotor. Keselamatan mesin pun terancam.

Toh menurut Ibnu Sambodo, jika terpaksa pakai Premium, gejala ngelitik bisa diakali. Caranya, ubah waktu pengapian secara manual. Triknya kudu dikerjakan mekanik andal. "Mundurin waktu pengapian dengan mengubah posisi pick-up koil atau pulser. Geser pulser ke kiri secara presisi," ujar pawang tim balap Kawasaki Elf IRC NHK Rextor M-Tech itu.

Selain mundurin waktu pengapian manual, cara lain yang mujarab mengganti perangkat pengapian CDI atau igniter dengan yang programmable. Yaitu yang bisa diatur waktu pengapiannya.

"Kebetulan PT KMI sudah siapkan CDI aftermarket berlabel Nojikawa. CDI ini bisa disetel waktu pengapiannya, maju atau mundur. Cukup putar ke kiri atau ke kanan knop waktu pengapiannya. Kalau pakai Premium, tinggal mundurin setengah atau 1 derajat," pesan Reiner.

So, tingal pilih. Isi Pertamax, ubah waktu pengapian atau pakai CDI yang programmable.